Demi mengimbangi pesatnya perkembangkan teknologi pencitraan medis yang kian banyak memanfaatkan fenomena fisika, diperlukan upaya peningkatan pengetahuan mengenai ilmu fisika pencitraan medis (medical imaging physics) untuk para praktisi dan ahli fisika medis. Hal tersebut juga diperlukan dalam rangka meningkatkan peran dan kapasitas fisikawan medis. Untuk alasan tersebut, FMIPA UI melalui KBI Fisika Medis dan Biofisika, Departemen Fisika menggelar seminar internasional bertajuk Imaging Physics Course 2018 yang dibuka pada Kamis (4/10) di gedung B ruang 101 FMIPA UI Depok.
Acara dibuka oleh Ketua Departemen Fisika FMIPA UI, Dr. rer. nat. Agus Salam, yang dalam hal ini mewakili Dr. rer. nat. Abdul Haris selaku Dekan FMIPA UI yang berhalangan hadir.
Selain sebagai media peningkatan kapasitas dan perbaharuan ilmu, acara yang digelar hingga Minggu (7/10) ini juga menjadi ajang berkumpulnya fisikawan medik dari dalam negeri dan dari negara-negara tetangga. Hadir sebagai pembicara, yakni dr. Gregorius Ben Prayogi, Sp. Rad. Onk (Dept. Radioterapi RSCM/PORI), dr. Kardinah, Sp.Rad (RS Kanker Dharmais/PDSRI), Prof. Dr. dr. A. Hussein K., Sp.KN. (UNPAD/PKNI), dr. Sunarya Soerianata (PIKI), Dr. Choirul Anam (UNDIP), Ika Bayuadi, M.Si (LFMB UI), Lukmanda Evan Lubis, M.Si (Dept. Fisika FMIPA UI), Dr. Cheng Saw (USA), Prof. Dr. Tinsu Pan (USA), Dr. Frank Dong (USA), Douglas Pfeiffer, M.S. (USA), dan Prof. Dr. Kwan Hoong Ng (Malaysia).
Adapun peserta yang hadir berjumlah lebih dari 180 orang yang terdiri dari akademisi dan mahasiswa UI dan luar UI, praktisi fisikawan medik dari rumah sakit, badan regulasi/pemerintah (staf Kementerian Kesehatan dan BAPETEN), dan para peneliti BATAN.
Tak hanya dari dalam negeri, kegiatan ini juga dihadiri oleh peserta yang berasal dari Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Lukmanda Evan Lubis, M.Si. selaku Co-Director dan salah satu narasumber menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah upaya untuk perbaharuan ilmu fisika pencitraan medis untuk fisikawan medik tak hanya di bidang radiologi diagnostik/intervensional, tapi juga fisikawan medik di bidang radioterapi, dan kedokteran nuklir.
Dalam materi pemaparannya, staf pengajar Departemen Fisika ini membawakan paparan bertajuk “Dose and Image Quality Optimization in Interventional Radiology/Cardiology”. Melalui topik tersebut, Ia menjelaskan mengenai prosedur radiologi dan kardiologi intervensional, dimana dosis radiasi yang diterima pasien umumnya cukup tinggi. Namun, kata dia, radiasi ini memberikan benefit diagnostik, sehingga pembatasan (limitasi) tidak dimungkinkan. Karenanya, peran fisikawan medik diperlukan untuk mengoptimalkan prosedur tersebut dalam hal seimbangnya dosis radiasi dengan kualitas citra untuk diagnostik.
Dalam materi tersebut dipaparkan pula mengenai cara fisikawan medik di rumah sakit dapat melaksanakan optimisasi pencitraan medis dengan lebih dahulu mengkuantisasi dan mengukur dosis radiasi serta kualitas citra mengunakan prinsip fisika.
Supriyanto Ardjo Pawiro, Ph.D. selaku Director acara sekaligus Ketua Umum AFISMI (Aliansi Fisikawan Medik Indonesia) berharap dengan hadirnya para pakar yang berbagi pengalaman mereka akan membawa dampak positif bagi kemajuan fisika medis di masa mendatang, karena menurutnya menjadi kegiatan ini merupakan bagian dari proses pendidikan untuk menghasilkan tenaga Fisikawan Medik yang berkualitas.
“Ini penting, karena diperlukan tenaga fisikawan medik yang profesional dalam melaksanakan tugas‐tugas tersebut tentunya dengan memperhatikan faktor‐faktor proteksi radiasi untuk keselamatan petugas, pasien, masyarakat dan lingkungan.” Jelasnya.
Kegiatan ini berlangsung atas kerjasama FMIPA UI dengan AFISMI, American Association of Physicists in Medicine (AAPM), ASEAN College of Medical Physics (ACOMP), serta disponsori oleh PT. Medtek, PT. Quantum Inti Akurasi, CV. Aldi Cipta Perdana, dan PT. Besindo.
Sumber: FMIPA UI