Hari ini, Rabu (31/7), Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Muhammad Anis, M. Met., mengukuhkan Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris Dekan FMIPA UI sebagai guru besar tetap bidang ilmu geofisika.
Dalam upacara yang digelar di Balai Sidang Kampus UI Depok ini, Prof. Haris menyampaikan pidatonya berjudul “Tantangan Ahli Eksplorasi Seismik dalam Pencarian Sumber Migas : Paradigma Baru dalam Eksplorasi Migas”. Melalui tema tersebut, Prof. Haris membahas peran penting eksplorasi migas berbasi metode seismik.
Tema ini diangkatnya karena terkenang saat ia memilih peminatan geofisika tahun 1990 setelah dua tahun kuliah di Departemen Fisika, FMIPA UI. Saat itu, beberapa kawan bahkan pembimbing akademisnya menanyakan mengapa memilih peminatan tersebut, padahal migas akan habis dalam hitungan 10 tahun ke depan, yang berarti peminatan geofisika tidak memberikan prospek untuk masa depan.
Namun ternyata hingga saat ini dimana sudah hampir 30 tahun, Indonesia masih menghasilkan migas. Jadi, lanjut Prof. Haris dalam hitungan 10 tahun ke depan akan habis tidak sepenuhnya benar.
“Kenangan ini masih tertanam dibenak saya sampai sekarang, tapi sudah hampir 30 tahun migas (negara) kita masih ada, jadi 10 tahun ke depan akan habis, itu tidak benar”. ucap pria kelahiran Pemalang ini.
Karena, secara faktual migas yang selama ini dieksploitasi baru mencapai 30% (recovery factor 30%) dari cadangan yang ada, sehingga masih banyak yang belum terangkat.
Sehingga, eksplorasi migas sangat membutuhkan ide-ide segar dan inovatif untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan produksi migas melalui paradigma baru yang tidak hanya melakukan eksplorasi di ladang baru namun para ahli geofisika juga ditantang untuk melakukan eksplorasi di ladang tua yang telah ditinggalkan.
“Jadi pernyataan yang benar adalah bukan migasnya yang habis, tapi kita sering kali kehabisan ide” pungkasnya.
Dengan dikukuhkannya Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, kini FMIPA UI memiliki total 13 orang Guru Besar tetap, 6 diantaranya adalah Guru Besar Tetap bidang Fisika.